Padah derhakai Allah

By mfrstudio


Manusia yang mengotorkan jiwanya dan merugikan dirinya dengan perbuatan jahil pasti akan mendapat kerugian. - Gambar hiasan


CARA al-Quran mengungkap permasalahan ialah dengan menerangkan sejarah beberapa bangsa lalu, peristiwa yang berlaku antara mereka dengan para nabinya itu, penolakan dan penganiayaan mereka kepada para nabi itu.

Allah SWT menerangkan sunnatullah yang berlaku seperti seksaan yang dikenakan kepada pendusta kebenaran dan hukuman yang akan dijatuhkan kepada mereka kerana kezaliman dan permusuhan terhadap nabi mereka.

Semua itu untuk menghibur hati nabi SAW agar ia sedar dan menemui cubaan yang pernah dialami oleh para nabi sebelumnya dan baginda pasti mendapat kesusahan daripada kaumnya.

Selain itu, untuk memberi ancaman kepada kaum yang mendustakan Rasulullah SAW dan bersikap keras menolak kebenarannya. Jika mereka tetap mendustakan baginda, nescaya Allah SWT akan menimpakan seksaan-Nya seperti yang dialami oleh kaum yang terdahulu.

Firman Allah SWT: (ingatlah), kaum Tsamud telah mendustakan (Rasulnya) dengan sebab perbuatan derhaka mereka yang melampaui batas, ketika orang yang paling jahat di antara mereka menerima perintah dari mereka (supaya membunuh unta yang menjadi mukjizat).

Ibn Kathir berkata: Allah SWT mengkhabarkan tentang kisah kaum Tsamud, di mana mereka mendustakan Rasul-rasul mereka yang disebabkan kerana adanya melampaui batas dalam diri mereka.

Oleh itu, Allah menimpakan kedustaan dalam diri mereka terhadap petunjuk dan keyakinan yang dibawa oleh rasul mereka, yakni kabilah yang paling celaka, iaitu Qadar bin Salif yang telah membunuh unta, yang tidak lain dia adalah Uhaimar Thamud.

Firman Allah SWT: Maka berkatalah rasul Allah (Nabi Soleh) kepada mereka: (janganlah kamu ganggu) unta betina dari Allah itu, dan (janganlah kamu menyekatnya daripada mendapat) air minumnya (supaya kamu tidak ditimpa azab)!

Sheikh al-Maraghi berkata: Lalu Nabi Saleh a.s bersabda kepada mereka: Jauhilah akan unta Allah SWT yang dijadikan petanda kenabianku, jauhilah juga meminumnya yang dikhususkan pada hari tertentu. Begitu juga jangan menyakiti dan mengusik minumannya dan hari-hari minum yang telah dikhususkan untuknya.

Nabi Saleh bersepakat dengan mereka tentang hari minum untuk unta dan hari minum untuk binatang ternaknya yang lain.

Oleh sebab di hati mereka berasa adanya keberatan dengan masa giliran minum dan mereka berhasrat membunuhnya, maka Nabi Saleh a.s melarang mereka melakukan perbuatan itu dan mengancam dengan azab Allah SWT yang akan ditimpakan kepada mereka apabila mereka berkeras melakukannya.

Namun mereka tetap mendustakan Nabi Saleh dan tidak mempeduli nasihatnya seperti yang ditunjukkan Allah SWT.

Firman Allah SWT: (setelah Nabi Saleh memberi amaran) lalu mereka mendustakannya serta menyembelih unta itu.

Ibn Ishaq berkata: Ada di kalangan mereka yang melontar dengan anak panah unta tersebut, ada yang memotong kakinya dan ada juga yang menyembelih lehernya dan ini agaknya menurut al-Biqai'.

Dalam sebuah hadis, Nabi SAW pernah bersabda: "Orang yang paling celaka pada zaman dahulu ialah penyembelih unta Nabi Saleh".

Firman Allah SWT: Dengan sebab dosa mereka, maka Tuhan menimpakan mereka dengan azab yang membinasakan serta ia meratakan azab itu meliputi mereka (sehingga punah-ranah semuanya).

Ibn Kathir berkata: Mereka mendustakan segala ajaran Rasul kepada mereka lantas dihukum dengan sebab penyembelihan unta betina yang dikeluarkan Allah dari batu sebagai tanda kekuasaan bagi mereka sekali gus sebagai hujah.

Qatadah berkata: Kami pernah mendengar bahawa Uhaimar Thamud tidak menyembelih unta betina itu kecuali diikuti oleh anak dan orang dewasa antara mereka.

Lantaran itu Allah menyama ratakan mereka dengan tanah setelah kaumnya ikut menyembelih unta tersebut.

Syed Qutub berkata: Perkataan dam-dam bererti murka dan mengenakan azab dan bunyi kata-kata itu sendiri membayangkan pengertian yang dahsyat di sebaliknya.

Ia seolah-olah menggambarkan satu pemandangan yang ngeri di mana Allah timpakan ke atas kaum Tsamud azab yang amat dahsyat dan meratakannya ke atas seluruh mereka, iaitu Allah balikkan bumi mereka ke atas ke bawah. Ini suatu pemandangan malapetaka yang maha dahsyat.

Firman Allah SWT: Dan Allah tidak hiraukan kesudahan (mereka) yang demikian, (kerana itu adalah balasan yang adil).

Ibn Abbas menyatakan: Allah tidak bimbang terhadap tuntutan dari siapa pun juga.


No Comment

Post a Comment